Kalibata, Juni 2022

Tiap hari aku melewati taman makam pahlawan di daerah ini.

Kemudian aku menjadi berpikir:

Kalau untuk manusia ada pemakaman, maka mengapa untuk perasaan tidak ada pemakaman?

Padahal, ia juga butuh untuk dimakamkan dengan baik, diprosesikan dan dihantarkan dengan baik, sebelum diterima bahwa ia tidak akan dapat hidup kembali, tumbuh, dan berkembang.

Rupanya, tidak akan pernah ada pemakaman untuk perasaan.

Ia hanya berubah wujud dari satu bentuk ke bentuk lainnya:

kenangan.

entah itu yang membahagiakan, atau kebalikannya,

atau keduanya, dan diiringi berbagai macam lainnya.

atau,

dalam kasus terburuk:

kematian.